Perception. Jika dibahasaindonesiakan “Persepsi”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata persepsi adalah “tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; serapan:”. Berdasarkan arti katanya, persepsi simpelnya bisa dibilang sudut pandang masing-masing orang terhadap sesuatu.
Setiap orang punya sudut pandangnya masing-masing, yang pastinya berbeda. Persepsi merupakan bagian yang penting dalam berkomunikasi. Bayangkan jika kita berkomunikasi tapi persepsi masing-masing berbeda. Pasti obrolannya tidak akan nyambung. Atau mungkin bisa berantem 😀
Makanya kalo mau komunikasi sama orang pastikan bahwa 1 persepsi dengan kita. Menyamakan persepsi tidak perlu memaksa supaya lawan bicara mengikuti persepsi kita. Jelaskan saja apa yang kita maksud secara baik-baik. Dan semoga dia mengerti. Atau mungkin saja kita yang mengikuti persepsi lawan bicara.
Debat juga membutuhkan menyamakan persepsi. Karena mungkin saja lawan debat tidak mengerti dengan apa yang kita maksud. Semakin kita jawab hal yang benar, semakin dia merasa kalo kita salah, semakin dia merasa benar.
Saya ada pengalaman tentang menyamakan persepsi. Saat mendampingi senior untuk mengajar training. Di salah satu perusahaan jepang di EJIP (East Jakarta Industrial Park), Cikarang Selatan, Jawa Barat. Perjalanan dari Bekasi Timur ke Cikarang Selatan di tempuh dalam waktu 1 jam.
Trainingnya tidak terlalu formal. Tidak seperti training biasanya. Bentuknya hanya sharing knowledge saja. Karena memang kendala yang dialami oleh administrator perusahaan tersebut hanya case-case tertentu saja.
Saat senior menjelaskan peserta bilang “Ohhh gitu ya pak”. Kalimat itu tidak bisa menandakan apakah yang diajarkan sudah mengerti atau belum. Mungkin sudah mengerti, tapi apakah yang diajarkan mengerti sesuai dengan yang pengajar mau? Yaa, belum tentu. Bisa saja yang diajarkan bilang “Mengerti” tapi pada kenyataanya pengertian yang dipahami oleh peserta berbeda dengan pengertian yang dipahami oleh pengajar.
Ternyata benar dugaan saya. Setelah beberapa menit lanjut ke case berikutnya, peserta memberi tahu kesimpulan yang ia dapat dari case sebelumnya yang sudah dijawab “mengerti”. Setelah peserta menyampaikan kesimpulan yang dia tangkap dari penjelasan sebelumnya, tiba-tiba senior saya bilang “Bukan seperti itu”. Mau tidak mau jika seperti itu pengajar harus menyamakan persepsi dengan peserta dan menjelaskan lagi.
Pada saat senior menjelaskan saya sudah menyadari bahwa persepsi senior dengan peserta berbeda. Karena saya pun kurang paham dengan apa yang dijelaskan oleh senior saya. Saya tidak tau apakah senior yang kurang detail penjelasannya atau memang saya yang kurang pinter 😀
Menurut saya hal tersebut terjadi karena ada kesalahan persepsi dari peserta saja. Karena mungkin ilmu senior saya yang sudah sangat tinggi, sedangkan peserta dan saya masih dalam tahap belajar materi terkait 😀